Studi Inklusi Fluida Terhadap Endapan Mineral Pada Prospek Tarra’ Awak Mas, Sulawesi Selatan
DOI:
https://doi.org/10.55334/sostek.v3i1.199Keywords:
Endapan Mineral Awak Mas, Inklusi Fluida, Prospek Tarra'Abstract
Pulau Sulawesi memiliki morfologi yang terdiri dari dataran dan pegunungan, dengan puncak tertinggi mencapai ketinggian 3.428 meter di atas permukaan laut. Secara geografis, wilayah ini terletak di antara 3⁰21’30” hingga 3⁰22’15” lintang selatan dan 120⁰6’45” hingga 120⁰7’45” bujur timur. Daerah ini terdiri dari batuan dasar metamorf dan batuan sedimen yang lebih muda. Litologi utama di daerah penelitian adalah batuan dari Formasi Latimojong Kapur Akhir, yang meliputi filit, slate, batuan vulkanik basa-intermediet, batugamping, dan sekis yang mewakili palung bagian depan dari urutan flysch. Beberapa peneliti telah melakukan penelitian di Awak Mas namun, belum ada yang meneliti terkait krakteristik mineralisasi pada wilayah tersebut secarakhusus pada prospek Tarra’. Metode inklusi fluida dapat membantu dalam mendeskripsikan keunikan sampel melalui total spektrum fluida, yang kemudian memungkinkan interpretasi terhadap pembentukan inklusi fluida yang sering terkait dengan proses di zona penunjaman pada mantel atas bumi. Informasi ini dapat menceritakan sejarah geologi dalam berbagai rentang waktu. Data yang diberikan mengenai nilai temperature melting (Th) dan temperature homogenisasi dari sampel urat kuarsa menunjukkan adanya variasi yang signifikan dalam kisaran nilai. Temperature melting berkisar dari -0,9°C sampai -0,6°C, sedangkan temperature homogenisasi berkisar dari 260°C sampai 330°C. Rata-rata keseluruhan Th adalah -0,6°C, sementara rata-rata keseluruhan temperature homogenisasi adalah 298°C. Dari data ini, disimpulkan bahwa evolusi fluida pembawa mineralisasi di lokasi penelitian melibatkan proses percampuran dengan fluida yang memiliki salinitas rendah, yang kemungkinan besar merupakan fluida air tanah atau fluida meteorik. Hal ini dapat didukung oleh fakta bahwa temperature homogenisasi, yang mengindikasikan kondisi di mana fluida menjadi homogen, terjadi pada suhu yang relatif rendah, yang sesuai dengan kondisi yang biasanya ditemukan pada fluida air tanah atau meteorik.
References
A. Idrus, S. T. (2015). Ore Mineralization, Alteration, and Mineralizing Hidrothermal Fluid Charactheristics of Awak Mas Mesothermal Gold Deposit, South Sulawesi, Indonesia. Proceeding of 8th seminar Nasional Kebumian, Academia-industry Linkage, 434-446.
Archibald, N. P. (1996). Geologi of Awak Mas Prospect Area, South Central Sulawesi, Indonesia. PT. Masmindo Eka Sakti.
Guilbert, P. (1986). Ore Geology and Industrial Minerals. freeman, 985.
Lindgren, W. (1993). Mineral Deposits. 4theditionMcGraw-Hill Book Company, New York dan London, 930.
Pirajno, F. (2009). Hydrothermal Processes and Mineral System. Germany: Springer– Verlag Berlin Heidelberg.
Roedder, E. (1984). Fluid Inclusion, Review in Mineralogy. Mineralogical Society of America. Volume 12, BookCrafters, Inc. Michigan.
Shepherd, R. A. (1985). A Practical Guide to Fluid Inclusion Studies. Glasgow, Blackie and Son.
Van Leeuwen, M. (2005). Stratigraphy and Tectonic Setting of The Cretaceous and Paleogene Volkanik-Sedimentary Succesion in Northwes Sulawesi, Indonesia; Implications for Cenozoicvolution of Western and Northern Sulwesi. Jurnal of Asian Earth Sience xx (2005). Elsevier, 481-511.
White, R. H. (2017). The geological history of the Latimojong region of Western Sulawesi, Indonesia. Asian Earth Science, 73-74.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.