Peningkatan Jalan Menggunakan Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) Studi Kasus Pada Ruas Jalan Langsat Irigasi Timika Papua Tengah
DOI:
https://doi.org/10.55334/jtam.v5i1.224Keywords:
Perkerasan Kaku, Ruas Jalan, Timika Papua TengahAbstract
Transportasi sebagai salah satu sarana penunjang dalam pembangunan suatu negara khususnya daerah Timika yang sedang berkembang dan sangat potensial dengan kekayaan sumber daya alam. Dalam hal ini sarana dan prasarana transportasi adalah salah satu faktor yang utama. Untuk itu diperlukan pembangunan jaringan jalan yang memadai agar mampu memberikan pelayanan yang optimal sesuai dengan kapasitas yang diperlukan. Konstruksi lapisan perkerasan ini akan melindungi jalan dari kerusakan akibat air dan beban lalu lintas. Saat ini jalan beton relatif banyak digunakan di jalan-jalan di kota besar maupun di daerah yang mempunyai tingkat kepadatan lalu lintas tinggi. Beban kendaraan yang relatif besar dan arus lalu lintas yang semakin padat menjadi alasan utama pemilihan jalan beton (rigid pavement). Terlebih lagi strukturnya yang lebih kuat, awet, dan bebas perawatan. Jalan beton menjadi solusi yang sangat efektif untuk digunakan di jalan langsat, dikarenakan kepadatan lalu lintas dan beban kendaraan yang relatif besar. Dari hasil inventori jalan yang dilakukan, dapat dilihat kondisi existing jalan pada jalan langsat dikategorikan sebagai jalan yang rusak sedang hingga rusak berat. Hal ini terlihat dari banyaknya aspal yang mengelupas sehingga jalan cenderung berlubang. Peningkatan jalan menggunakan perkerasan kaku pada jalan langsat irigasi, dilakukan pada satu segmen. Pemilik proyeknya adalah dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Pada pengerjaan proyek jalan ini, Jalan langsat irigasi yang tadinya cuma timbunan sirtu biasa diganti dengan menggunakan beton atau perkerasan kaku. Perhitungan perkerasan jalan secara umum meliputi tebal dan lebar perkerasan. Oleh karena banyaknya metode yang ada, maka peneliti mencoba untuk membuat suatu perbandingan perhitungan tebal lapisan perkerasan pada ruas jalan langsat dengan menggunakan metode, yaitu Metode Bina Marga. T Berdasarkan penelitian diketahui bahwa tebal perkerasan kaku atau tebal perkerasan beton semen memperoleh ketebalan tertipis yang menghasilkan total kerusakan fatik dan atau erosi ≤ 100 %. Akan tetapi dalam menentukan LHR kendaraan hanya menghitung beban sumbu truk saja. Sehingga didapati bahwa metode Bina Marga merupakan metode yang lebih efisien dan ekonomis
References
AASHTO (1993) Guide for Design of Pavement Structures. AASHTO, Washington DC, USA.
Afrijal (2010) Kajian Metoda Perencanaan Pelapisan Ulang Campuran Beraspal (AC) Di Atas Perkerasan Beton. Tugas Akhir, Universitas Sumatera Utara.
Basuki, H. (1986) Perkerasan Beton, Yogyakarta: Penerbit UGM.
Croney, D. (1977) The Design and Performance of Road Pavements. Transport and Road Research Laboratory, London.
Direktorat Jenderal Bina Marga (2003) Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen (Pd T-14-2003). BSN.
Huang, Y. H. (2004) Pavement Analysis and Design. Second Edition, New Jersey: Pearson Education.
Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga (2013) Manual Desain Perkerasan Jalan.
PCA, Thickness Design for Concrete Highway and Street Pavements. Canadian Edition/ Metric.
Sulaksono, S. W. (2000) Rekayasa Jalan, Bandung: Penerbit ITB.
Yoder dan Witczak (1975) Principles of Pavement Design. Jhon Wiley & Sons, Inc. Toronto.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Jurnal Teknik AMATA
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.